Perkenanan Tuhan

Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,
Tema khotbah : Perkenanan Tuhan
Ayat Pedoman : Nehemia 2:1-10 2:1 : Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja, 2:2 : bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut. 2:3 : Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" 2:4 : Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, 2:5 : kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali." 2:6 : Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya. 2:7 : Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. 2:8 : Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. 2:9 : Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku. 2:10 : Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel.
Sebagai orang Kristen kita sudah tentu hidup dalam mujizat dan anugerah Allah. Kita tidak bisa sibuk mengejar berkat atau mujizat saja tetapi harus mengejar perkenanan Allah, setelah itu baru Allah menyatakan mujizatNya. Kita belajar dari Nehemia mengenai perkenanan Tuhan, sehingga saat Nehemia memohon kepada raja, maka raja mengabulkannya.
Ada 3 hal yang bisa kita pelajari dari sosok seorang Nehemia, yaitu :
a. Bangun keintiman dengan Tuhan Kehidupan Nehemia yang selalu terhubung dengan Allah. Keintiman berbicara tentang kerinduan kita yang menyala-nyala kepada Tuhan. Membangun hubungan dengan Allah dengan ucapan syukur setiap hari atas segala hal yang Tuhan telah berikan kepada kita. Doa bagi orang yang intim denganNya adalah suatu kebutuhan dalam hidupnya. Doa baginya bukan lagi seperti pola makan dan minum. Terkadang kita berdoa tapi tidak menemukan Tuhan karena kita tidak mendapat perkenanan Tuhan. Penyebabnya adalah kehidupan doa kita hanya mencari mujizat dan berkat, bukannya membina relasi denganNya sehingga isi doa yang dipanjatkan hanya satu arah. Ketika ada masalah dalam hidup kita, maka sadarilah bahwa perkenanan Tuhanlah yang mengerjakan mujizat dalam hidup kita.
b. Hiduplah selalu dalam pertobatan Nats Nehemia 1:6-7 : “berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.” Jagalah hati kita senantiasa, karena dari situlah terpancar kehidupan. Tuhan berkenan apabila kita menjaga hati kita. Kita bisa memilih yang baik atau yang buruk (seperti kepahitan) untuk tersimpan dalam hati kita. Belajar senantiasa untuk melepaskan pengampunan. Keadaan boleh tidak baik, tapi Allah selalu baik untuk kita semua.
c. Pegang teguh janji Tuhan Orang cenderung emosi, nekad atau lari dari masalah. Kita harus selalu berpegang teguh pada janjiNya Tuhan. Karena janji Tuhanlah yang membuat kita bertahan hidup dan mempertahankan hati kita untuk tidak menyimpang. Orang yang berpegang teguh pada janji Tuhan juga tidak akan melihat hanya secara visual saja apa-apa yang ada di depannya, tapi lebih memegang apa yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya.
Tuhan Yesus memberkati.
Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 07.00 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 02 September 2018 Pengkhotbah : Pdt Helena Adna ( diringkas oleh : Judy Gunarto )