top of page

Yang Tidak Terguncangkan


Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,

Tema khotbah : Yang Tidak Terguncangkan

Ayat Pedoman : Ibrani 12:26-28 12:26 : Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." 12:27 : Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. 12:28 : Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Firman Tuhan berkata tidak hanya bumi yang digoncang tapi langit juga akan digoncang. Kita terbiasa menjadi orang Kristen yang suka menengking apapun termasuk menengking goncangan. Kita melihat akhir-akhir ini banyak negara digoncang, perekonomian digoncang, iman kitapun digoncang. HAM (Hak Asasi Manusia) melegalkan segalanya termasuk hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Tanpa disadari, pemikiran kita digeser supaya menjauh dari Firman Tuhan.

Penulis kitab Ibrani berkata ada hal yang tidak tergoncangkan yaitu Kerajaan Surga. Kita harus menaruh Firman Tuhan pada pemikiran kita. Ada 3 tahapan untuk menaruh Firman Tuhan pada pikiran kita yaitu :

a. menambah pengetahuan rohani b. melalui pewahyuan (rhema) c. melalui budaya.

Salah satu budaya kerajaan Surga adalah mengucap syukur. Akan tetapi, mengucap syukurpun belum menjadi budaya orang Kristen di Indonesia. Suka menggerutu adalah kebiasaan kita sehari-hari.

Nats Mazmur 100:4 : ”Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!” Ada lagu rohani yang menggunakan ayat tersebut, tapi orang Kristen hanya bisa bernyanyi dan lupa mengucap syukur. Banyak pujian bagus tapi kosong karena tidak ada ucapan syukur. Apabila kita mengucap syukur maka Surga mengutus malaikatNya untuk menjaga kita supaya tidak terjatuh dalam dosa. Apapaun keadaannya, kita harus belajar mengucap syukur selalu. Dalam hidup ini, ada berbagai macam alasan untuk mengeluh tapi kita juga punya banyak alasan untuk mengucap syukur.

Ada 3 masalah kritis yang diselesaikan oleh Yesus dengan mengucap syukur, yaitu :

1. Kematian Dalam kisah Lazarus yang dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:41 : “Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.”). Ditinggal pergi oleh orang yang dikasihi memang menyedihkan, tapi dari kisah Lazarus tersebut, kematian justru mempermuliakan Tuhan, tetaplah mengucap syukur dalam berbagai keadaan termasuk hal kematian.

2. Lapar Survei membuktikan bahwa semakin orang lapar, maka emosinya semakin meningkat. Dalam kisah 5 roti dan 2 ikan, mujizat terjadi ketika Yesus mengucap syukur.

3. Pemulihan seutuhnya Dalam nats Lukas 17, tentang 10 orang kusta, hanya satu yang kembali untuk berterima kasih kepada Yesus. Di dalam Alkitab, penyakit kusta pada jaman tsb itu melambangkan kutuk. Dalam Alkitab versi King James, satu orang yang mengucap syukur itu tidak hanya sembuh secara fisik, tapi dipulihkan secara utuh.

Segala sesuatu buruk yang terjadi pada kita, akan menjadi baik ketika kita mempunyai sikap hati yang benar, yaitu selalu mengucap syukur. ‘Breakthrough’ akan terjadi saat ucap syukur dilakukan.

Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 07:00 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 19 Agustus 2018 Pengkhotbah : Pdt Jesse Lantang ( diringkas oleh : Judy Gunarto )


Archive
bottom of page