Penyertaan Tuhan

Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,
Tema khotbah : *Penyertaan Tuhan*
Ayat Pedoman : 2 Raja-raja 18:1-7 18:1 : Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja. 18:2 : Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia. 18:3 : Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya. 18:4 : Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan. 18:5 : Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. 18:6 : Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa. 18:7 : Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya.
Ketika Hizkia diangkat menjadi raja saat berusia muda yaitu 25 tahun. Selama masa pemerintahannya, dia selalu berhasil dalam peperangan serta dikaruniai keberuntungan karena Tuhan selalu menyertainya.
Ada beberapa poin penyebab Hizkia disertai Tuhan, yaitu:
1. Hizkia melakukan yang benar di mata Tuhan Seperti nats 2 Raja-Raja 18:3, kita harus melakukan apa yang benar, supaya tetap disertai Tuhan. Berkenan dengan cara yang benar kepada Tuhan bukan kepada manusia, tidak berkompromi ataupun mendua hati. Kita harus menjadi pelaku firmanNya, seperti nats yang tertulis di bawah ini :
a. Ibrani 1:9 : “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
b. Matius 6 : 24 : “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
c. Lukas 12:47-48 : “Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
d. Yakobus 1:22 : “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
2. Jangan ada ‘berhala’ lain yang menurunkan kadar kecintaan kita terhadap Tuhan Singkirkan semua jenis berhala di dalam hidup kita. Berhala dapat berupa kenyamanan diri kita contohnya kenyamanan kota yang kita tinggali atau pekerjaan kita. Kita tidak bisa nyaman di satu posisi saja, kita harus bergerak dinamis sesuai dengan panggilan Tuhan.
3. Sepenuhnya percaya kepada Tuhan bukan pada fakta atau keadaan. Apabila kita percaya pada fakta atau keadaan, maka kita akan sulit untuk maju. Kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh fakta manusia, karena Tuhan bisa melakukan mujizat di luar logika manusia. Kita harus melihat hanya pada Tuhan, bukan pada keadaan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 07:00 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 15 April 2018 Pengkhotbah : *Pdt Antonius Kindangen* ( diringkas oleh : Judy Gunarto )