Hal Menghakimi

Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,
Tema khotbah : Hal Menghakimi
Ayat Pedoman : Matius 7:1-5 : 7:1 : "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 7:2 : Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 7:3 : Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 7:4 : Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 7:5 : Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Seringkali kita selalu melihat cara pandang orang dan kekurangan orang lain. Kita cenderung menyalahkan orang lain dan menganggap diri kita sendiri yang paling benar.
Ada 3 hal yang penting tentang hal menghakimi, yaitu :
1. No discernment – evaluation Kita dilatih supaya apabila kita diajarkan sesuatu oleh orang lain, baik dari ketua komsel kita maupun dari pendeta kita sekalipun, maka kita harus mempelajari dan mengkaji lebih dalam lagi supaya kita tidak mudah disesatkan.
2. No correction - repeat Lukas 17:3 : Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Tuhan mau mengajarkan bahwa kalau kita mau menilai seseorang maka pastikan motif kita, agar kita menegur mereka supaya dapat kembali ke jalan yang benar; bukanlah demi kepentingan kita sendiri. Kita sebetulnya sudah mulai menghakimi seseorang ketika kita menilai diri kita lebih baik daripada orang lain. Tuhan tidak suka kita menghakimi orang lain.
3. Motive / Spirit Ada 3 alasan mengapa kita tidak boleh semaunya saja menghakimi, yaitu :
A. Kita semua punya "balok" (Matius 7:3) Roma 2:1 : “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.” Nats tsb menyatakan bahwa Tuhan Yesus menganalogikan orang yang suka menghakimi orang lain itu sebagai orang yang munafik. Kita semua sebagai manusia pasti punya kelemahan. Jadi, kita tidak pantas menghakimi sesama kita. Sangatlah tidak pantas menilai orang yang mempunyai dosa yang berbeda dengan kita dan membuat kita seolah-olah benar dalam hal tsb, padahal kita juga mempunyai dosa dalam hal yang lain. Fokuslah pada diri kita sendiri. Janganlah kita mendengarkan perkataan orang lain yang cenderung menjelekkan seseorang dan menilai orang lain berdasarkan perkataan orang lain.
B. Kita tidak maha tahu (Matius 7:3-4) Sungguh bodoh apabila kita menilai sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat dan ketahui, karena apa yang kita lihat dan ketahui belum tentu benar atau mengandung kebenaran yang tidak 100%.
C. Kitapun tidak mau dihakimi (Matius 7:1) Yakobus 4:12 : “Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?” Kita pasti tidak mau dihakimi, oleh sebab itu jangan menghakimi orang lain. Tuhan menghendaki supaya kita saling mengasihi sesama dan jangan saling menghakimi. Ketika ada yang jatuh atau bersalah, marilah rangkul orang tsb agar mereka dapat bangkit lagi dari kejatuhan / kesalahan mereka.
Tuhan Yesus memberkati !
Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 07:00 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 26 November 2017 Pengkhotbah : Pdp Jeremiah V.H.W. ( diringkas oleh : Yudi Goenarto )