Kesombongan vs Kerendahan Hati

Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,
Tema khotbah : Kesombongan vs Kerendahan Hati
Ayat Pedoman : Yeremia 9:23-24 9:23 : Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
9:24 : tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Ayat lainnya yang yang menyatakan kesombongan adalah : * Yakobus 4:6 : “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."“
* 1 Petrus 5:5 : “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."“
* Amsal 18:12 : “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. “
* Yehezkiel 28:17 : “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. “
* Filipi 3:5-6 : “disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. “. Ayat ini berbicara soal kesombongan rohani yang terkadang kita tidak sadari.
Dari ayat tsb dapat digambarkan bahwa Allah sangat menentang orang yang sombong/congkak dalam bentuk : 1) Kebijaksanaan = kepandaian, pengalaman (Yeremia 9:23) 2) Kekuatan = jaringan, fisik, keahlian, talenta, jabatan (Yeremia 9:23) 3) Penampilan = cantik, ganteng (Yehezkiel 28:17) 4) kekayaan = uang, rumah, harta, aset, jalan-jalan (Yeremia 9:23) 5) suku / keturunan (Filipi 3:5-6) 6) kehidupan agama yang saleh (Filipi 3:5-6) 7) produktivitas dan prestasi (Filipi 3:5-6)
Ayat pada 2 Korintus 5:16 : “Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. “ mengajarkan bagi kita bahwa berapa banyaknya talenta (kemampuan) yang kita miliki, tidaklah menjadi hal yang menarik bagi Tuhan dalam memandang hidup kita. Allah menilai diri kita dari hal yang kita miliki ini sbb : iman, kesetiaan, ketaatan dan kerendahan hati.
Tuhan mengajarkan kita lewat 2 Korintus 10:17 : "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." agar kita bisa rendah hati bukanlah merendah. Rendah hati dapat diartikan dengan sikap bermegah di dalam Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakui kelebihan yang Tuhan percayakan bagi kita. Dengan sikap rendah hati, maka kita mengakui ketergantungan diri kita pada Tuhan.
Bila kita memiliki identitas Kristus, maka kita tidak akan memandang orang lain lebih baik dari diri kita dan tidak merasa rendah diri (minder). Kita harus berbangga karena dengan memiliki Kristus dalam diri kita, maka kita sudah memiliki segala-galanya yang dunia perlukan. Saat kita jadi anak Allah, kita otomatis menjadi anak adopsinya, jadi sudah jelas kita tidak boleh sombong apalagi sesama ‘anak adposi’.
Ayat dari Lukas 5:5-8 : 5:5 : Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." 5:6 : Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 5:7 : Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 5:8 : Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
Telah nyata bagi kita bahwa ayat tsb menyatakan bahwa Petrus yang profesional di bidangnya (menangkap ikan), akhirnya harus mengakui kebesaran Tuhan karena dia telah ‘berjumpa’ dengan Tuhan. Iblis berusaha menggoda kita agar kita menjadi sombong. Oleh karena itu, kita harus intim dengan DIA. Saat kita intim dalam penyembahan kepadaNya, maka tidak ada satu halpun yang akan menarik perhatian kita lagi.
Mari kita miliki kebiasaan untuk menyembah dan intim dengan DIA, maka kita sudah pasti tidak akan sombong lagi.
Kesimpulan : a) Allah menentang orang sombong demi kebaikan manusia
b) Jangan sampai identitas diri kita dibangun di atas hal-hal duniawi yang bersifat sementara -> bisa membuat kita sombong/minder
c) Penilaian Allah lebih penting daripada penilaian manusia
d) Pesan Alkitab adalah agar kita rendah hati, yaitu : bermegah di dalam Tuhan. Kita mengakui bahwa semuanya adalah pemberian Tuhan. Kita juga menyadari keterbatasan kita sebagai manusia.
e) Identitas yang sejati terletak pada relasi kita dengan Allah, yang bisa kita miliki hanya karena anugerah Allah
f) Kita bisa rendah hati kalau kita sungguh-sungguh mengenal kasih dan kuasa Allah
g) Kita bisa berjalan dalam kerendahan hati kalau kita terus menikmati relasi yang intim dengan Allah setiap hari.
Tuhan Yesus memberkati !
Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 09:30 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 09 Juli 2017 Pengkhotbah : Pdp Theodorus Hedwin Kadrianto ( diringkas oleh : David Lim )