Bagaimana Orang Kristen menghargai Kemerdekaan

Shalom saudaraku yang kekasih dalam Kristus,
Tema khotbah : Bagaimana Orang Kristen menghargai Kemerdekaan
Ayat Pedoman : Yohanes 8:30-36 8:30 : Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
8:31 : Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 : dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:33 : Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
8:34 : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 : Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 : Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Yang membuktikan bahwa kita merupakan murid adalah kita terus menerus belajar baik di sekolah maupun dalam kehidupan ini. Kalau kita terus menerus membaca dan mempelajari firman Tuhan maka kitapun akan mengetahui tentang kebenaran dan kebenaran itulah yang akan memerdekakan kita dari belenggu dosa.
Bagaimana mungkin kita dapat mengetahui kebenaran itu apabila kita tidak pernah mau membaca dan mempelajari Firman Tuhan ?
Contoh dalam Kejadian 2:16-17 dan Kejadian 3:1-4 sbb :
2:16 : Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 : tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
3:1 : Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 : Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 : tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 : Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Dari 2 perikop tsb, dapat disimpulkan bahwa Hawa tidak mengetahui secara persis perintah Tuhan baginya sehingga kebenaran yang diterima itu menjadi mudah untuk dipelintir oleh iblis (ular). Ketidaktahuan secara detail maksud perintah Tuhan ada di Kejadian 3:3 pada kata ‘raba’ dan ‘nanti’.
Bila kita baca dengan seksama di perikop Kejadian 2:16-17, Allah tidak sebut bahwa buah itu tidak boleh diraba ; dan manusia akan mati pada hari dia makan buah tsb. Oleh Hawa, perintah Tuhan itu dibumbui’ dengan tidak boleh raba dan manusia akan matinya nanti. Jadi, bila manusia tidak memegang perintah Tuhan secara utuh maka hidup manusia akan mudah didustai iblis.
Perbuatan Hawa bukan sekedar perbuatan dosa dalam hal berbuat jahat, tetapi lebih ke arah memberontak dan ingin menyamai Allah. Ciri dosa pada umumnya semakin banyak orang yang terlibat di dalamnya, maka semakin hilanglah rasa bersalahnya. Hal itu bisa terjadi karena terkadang kita seperti Hawa yang suka memelintir Firman Tuhan. Bila kita suka memelintir Firman Tuhan karena kita tidak mengerti tentang kebenaran Firman itu sehingga kita menafsirkannya sesuai dengan keinginan kita. Alhasil, kita (Hawa) mulai berkompromi dengan dosa. Apabila kita konsisten dalam memegang teguh Firman Tuhan, maka saat kita diperhadapkan pada pilihan yang sulit dalam hidup ini, Tuhan pasti akan memberikan hikmatNya untuk menyelesaikan persoalan itu.
Kita masih bisa berdosa dalam kehidupan ini, tetapi kita bukan lagi hamba dari dosa karena melalui tubuh dan darah Kristus, kita sudah dimerdekakan dari belenggu dosa.
Jadi, kita sebagai orang Kristen telah dua kali dimerdekakan, yang pertama sudah bebas merdeka secara fisik dan politik dari penjajahan; dan yang kedua sudah merdeka oleh tubuh dan darah Kristus. Sebagai orang Kristen sudah seharusnya mempunyai hidup yang jauh lebih baik dan berkualitas dibandingkan dengan orang-orang duniawi. Kuncinya adalah tetap berpegang teguh tanpa kompromi pada kebenaran Firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati !
Sumber : Khotbah ibadah GSY pukul 07:00 WIB Hari / Tanggal : Minggu, 07 Agustus 2016 Pengkhotbah : Pdt L.Z. Raprap ( diringkas oleh : Yudi Goenarto )